Jumat, 01 April 2016

Sejarah Studi Islam: dari masa rasulullah hingga masa dinasti abbasyyiah

Tugas Metodelogi Studi Islam
Nama        : Rahmad Maulidar
Nim           : 261 020 739

A.    SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Ø  Pendidkan Islam Pada Masa Rasulullah :
Pendidikan islam pada masa nabi muhammad saw. Dibedakan menjadi dua periode yaitu periode mekkah dan periode madinah. Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Periode Mekkah
Lembaga Pendidikan Islam, adapun lembaga pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqom Ibn Abi Arqom. Rumah Al-Arqom ibn Abi Arqam adalah tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta Rasulullah untuk beajar hokum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau madarasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar di lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.
Materi pendidikan Islam, dengan turunnya perintah kepada Nabi supaya mengajarkan Islam kepada kerabat nabi dan umatnya secara luasdan terang-terangan maka nabi bukan hanya berdakwah di lingkungan keluarga dan dikalangan penduduk Mekkah saja, tetapi juga pada penduduka di luar Mekkah, terutama mereka yang dating ke Mekkah. Baik dalam rangka ibadah haji maupun perdagangan. Sedangkan materi pendidikan Islam pada waktu itu adalah:
Tauhid: Bahwa Allah pencipta alam semesta yang sebenarnya, Allah yang memberikan Nikmat, Allah telah membimbing dan mendidika manusia dengan kasih sayang, Allah adalah Malik (Raja), Allah yang membimbing dan member pettunjuk pada manusia.
Al-Qur’an: dalam pembelajaran Al-Qur’an kepada umatnya Nabi Muhammmad SAW selalu menganjurkan pada umatnya supaya Al-Qur’an di hafal dan selalu di baca, dan diwajibkan membacanya dan ayat-ayatnya dalam shalat. Selanjutnya untuk memantapakan al-qur’an dalam hafalan mereka, nabi Muhammad SAW selalu mengadakan evaluasi terhadap hafalan sahabat tersebut.
Periode Madinah
Lembaga Pendidikan Islam setelah Nabi Hijrah Ke Madinah, disamping kuttab adalah masjid dan Suffah.
Masjid, sebagai kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, Nabi secara bersama membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan shalat berjamaah, membacakan al-qura’an maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu merupakan pusat pendidikan pusat pendidikan dan pengajaran.
Suffah, pada masa Rasulullah SAW, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai utnuk aktifitas pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghapalkan al-qu’ran secra benar, dan diajarakan pula islam dibawah bimbingan langsung dari nabi. (Ramayulius,2011)

Ø  Pendidikan Islam Pada Masa Khulafa Al-Rasyidin :
ketika Rasulullah SAW masih hidup, ia tidak meninggalkan pesan apapun sebagai pengantinya. Sewaktu Rasulullah wafat masalah tersebut cukup serius dibicarakan oleh kaum muslimin. Para pembuka islam bahwa pengganti beliau disebut khalifah. Berate pengganti khalifah sebagai pengganti hanya menggantikan nabi Muhammad sebagai pemimpin agama dan pemimpin pemerintahan. Sedangkan sebagai nabi dan Rasul Muhammad tidak bisa digantikan karena beliau adalah Nabi dan Rasul yang terakhir. Ada empat orang khalifah pengganti beliau, dan keempat khalifah tersebut disebut khulafah Al-Rasidin. Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar Sidiq, Abu Bakar Umar bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
1.      Pada Masa Abu Bakar Ash-sidiq
Banyak para sahabat yang hafal Al-Qur’an meninggal atau gugur dalam menegakkan agama Islam. Pendidikan Islam pada masa itu belum ada yang secara formal, maka Umar bin Khattab menyarankan khalifah Abu Bakkar Ash-sidiq untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut, di putuskan Zaid bin Tsabit ditugaskan untuk mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an yang masih berserakan. lembaga pendidikan masih sama dengan lembaga pendidikan pada masa Nabi, namun dari segi kualitas dan kuantitasnya sudah banyak mengalami perkrmbangan, diantaranya: 1) Kuttab, pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan mencapai tingkat kemajuan yang berarti. Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika umat muslim telah menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang lebih maju lembaga  pendidikan ini menjadi sangat penting sehingga para ulama berpendapat bahwa mengajarkan Al-Qur’an merupakan fardhu kifayah. Materi pendidikannya: membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an, pokok-poko agama seperti keimana, ibadah, akhlak dan muamalat. 2) Masjid, merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah anak-anak tamat belajar dari kuttab. Di masjid ini ada dua tingkat pendidikan, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan kedua tingkat tersebut adalah tingkat menengah, gurunya belum mencapai status guru besar.  Sedangkan pada tingkat tinggi, pengajarnya adalah ulam yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan dan keimanan yang diakui oleh masyarakat. Materinya adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh.
2.      Pada Masa Umar bin Khattab,
Lembaga pendidikan pada masa khalifah Umar bin Khattab, sama dengan masa Abu Bakar. Namun dari segi kemajuan pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar bin Khattab pemerintah Negara dalam keadaan stabil dan aman, hal ini menyebabkan ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, dan juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota. Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi pada kuttab pada masa Abu Bakar dan di tambah dengna beberapa mata pelajaran dan keterampilan. Ketika Umar bin Khattab di angkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan pada pendidik agar anak-anak di ajarkan: berenag, mengendarai onta, memanah, membaca, menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa. Materi pendidikan pada tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh (tasyri). Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan duniawi dan ilmu filsafat belum dikenal pada masa itu. Hal ini dimungkinkan mengingat konstruk social masyarakat ketika itu masih dalam pengembangan wawasan keislaman yan lebih difokuskan pada pemahaman al-quran dan hadist secara literal. Pendidik pada masa Umar bin Khattab pada masa khalifah umar yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta guru-guru yang beliau angkat. Umra merupakan seorang pendidik yang sering melakukn penyukuhan pendidikan dikota madinah. Beliau juga menerapkan pendidikan dimasjid-masjid dan ;pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk  tiap daerah yang ditaklukan itu, dengan mengajar tugas isi al-quran dan ajaran islam lainya, seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk islam, disamping bekiau sendiri sebagai pendidikan.
3.      Pada Masa Usman bin Affan
Pada masa khalifah Usman kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda demikian juga pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Para sahabat diperbolehkan dan diberi kelonggaran meninggalkan Madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu  yang dimiliki. Dengan tersebarnya sahabat-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar Islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka sendiri atau daerah terdekat.
Pada masa khalifah usman bin affan pelaksanaan pendidikan islam ditinjau dari aspek lembaga dan materi, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada sebelumnya, namun sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Pola pendidikan pada masa usman ini lebih merakyat dan lebih mudah dijangkau oleh seluaruh peserta didik yang ingin yang mempelajari ajaran islam karena pusat pendidikan lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masayarakat. Pelaksanaan pendidikan pada masa ini diserahkan pada masyarakat, dengan masyarakatla yang lebih banyak inisiatif dalam melaksanakan pendidikan termaksud pengangkatan para pendidik. Walaupun demikian ada usaha yang sangat cemerlang yang menentukan yang dilakukan Usman bin Affan, yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan islam dimasa yang akan dating, usaha tersebut adalah terjadinya kodifikasih al-quran.
4.      Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali bin abi Thalib tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti karena pada masa ini telah terjadi kekacawan politik dan pemberontakan, sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak setabil. Dengan kericuan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam terdapat hambatan dan ganguan. Pada saat itu Ali bin Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruan perhatianya ditumpakan kepada masalah keamanan didalam pemerintahanya. Menurut Mahmud Yunub bahwa pusat pendidikan pada masa Khulafah Rasidin adalah sebagai berikut : Madrasah mekkah, madrasah madinah, madrasah basrah, madrasah kuffah, madrah damsyik, madrasah fistab. (Mahmud Yunus, 1989).

Ø  Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah :
Selama lebih kurang 90 tahun Daulah Umayyah berkuasa telah banyak perubahan dan pembaharuan yang mereka lakukan. Khalifah-khalifah besar Daulah Umayyah adalah Mu’awiyah ibn Abi Sofyan (661-680M), Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M), Al Walid ibn Abdul Malik (705-715M), Umar ibn Aziz (717-720 M) dan Hisyam ibn al-Malik (724-743). Secara umum kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan oleh Daulah Umayyah adalah perluasan daerah-daerah kekuasaan islam, pertumbuhan partai politik, penyusunan organisasi negara dan pemerintah, perkembangan ilmu pengetahuan, pertumbuhan dan perkembangan hukum islam, dan perkembangan seni budaya. Pada masa yang kurang seabad itu islam telah tersebar hampir mengenai separuh dunia. Dan tak sampai dua abad dari detik kelahiranya bendera islam telah berkibar anatar pegunungan pyrenia dan Himalaya, antara padnag pasir di tengah Asia sampai kepadang pasir dibenua Afrika.
Pada masa Dinasti Umayyah, terdapat berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para khalifah, yang menyebabkan berkembangnya system pemerintahan. Diantara kebijakan yang dilakukan adalah : pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah, bidang administrasi pendidikan, organisasi keuangan, organisasi ketentaraan, organisasi kehakiman, bidang social dan budaya, bidang  seni dan sastra, bidang seni rupa dan bidang arsitektur.

Ø  Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah :
Kemajuan yang dicapai oleh Daullah Abbasiyyah, khususnya dalam bidang ilmu merupakan puncak kejayaan islam sepanjang sejarah. Hal ini disebabkan karena (1) situasi dan kondisi yang sangat menunjang (2) keterlibatan semua pihak secara ikhlas secara bersunggu-sunggu (3) adanya kemerdekaan dan kebebasan berpikir membuat umat islam mejadi sangat dinamis dan kreatif, jauh dari sikap fatalis dan taklid, perkembangan ini juga membawa Daulah Abbasiyyah ketempat utama dan terhormat dalam kebudayaan, peradaban serta dunia pemikiran atau filsafat.
Pada masa ini telah dilahirkan Ulama-Ulama besar seperti Imam Malik, Iman Abi Hanifah, Imam Syafei dan Imam Hambal  dalam bidnag hukum, Imam Asy’ari, Imam Almaturidi, pembuka-pembuka mu’tazila seperti wasil bin Atha, Abu Alhuzail, Alnazam dan Aljubba’i dlaam bidang teologi, zunnun Almisri, abu yazid, Albustami dll.

B.     METODE PENDIDIKAN
Pada Masa Rasulullah  lembaga pendidikan islam  adalah rumah al-Arqam ibn Abi Arqam. Rumah al-Arqam ibn Abi Arqam adalah lembaga pendidikan pertama atau Madrasah yang pertama kali dalam islam, pada masa itu metode pendidikan islam dirumah Al-Arqam sangat sederhana sekali dan pendidikan dilembaga ini dilaksanakan dalam bentuk ceramah dan kemudian diikuti dengan praktek beragama yang berkaitan dengan ibadah, terutama ibadah shalat (Ramayulius, 2011). Metode yang digunakan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya antara lain: (1) metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasanserta keterangan-keterangannya; (2) dialog, misalnya dialg antara Rasulullah dengan Mu’az ibn Jabal ketika Mu’az akan diutus sebagai kadi ke negeri Yaman; (3) diskusi ata tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada Rasulllah tentang suatu hukaum, kemudian Rasul menjawab; (4) metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satutubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya; (5) metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan miraj; (6) metode pembiasaan, membiasakan kaum muskimin shalat berjamaah; (7) metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an denganmenghafalnya (Moh. Untung Slamet, 2005)
Pada Masa Khulafahurrasydin lembaga pendidikan islam pada masa itu sudah berkembang, lembaga pendidikannya sama dengan masa abu bakar, pendidikan pada masa itu berada di bawah pengaturan Guburnur. Disamping itu kemajuan dalam bidang pendidikan juga terdapat kemajuan berbagai bidang, seperti pos pengiriman surat, kepolisian, baitul mal, dan sebagainya. Pada masa khulafaur rosyidin metode-metode yang digunakan yaitu dengan membaca, menulis dan menghafalkan, diskusi atau
Pada Masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, pada masa umayyah dan abbasiyah, tidak jauh beda dari sebelumnya yaitu menulis, ceramah, menghafal, diskusi kelompok, halaqoh dan lain sebagainya.