Tugas Metodelogi Studi Islam
Nama : Rahmad Maulidar
Nim : 261 020 739
A.
SEJARAH
PENDIDIKAN ISLAM
Ø Pendidkan Islam Pada Masa Rasulullah :
Pendidikan islam pada masa nabi
muhammad saw. Dibedakan menjadi dua periode yaitu
periode mekkah dan periode madinah. Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah
menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap
individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan
tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok pembinaan pendidikan islam
di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan
politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin
dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Periode Mekkah
Lembaga Pendidikan Islam, adapun
lembaga pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqom Ibn Abi Arqom. Rumah Al-Arqom
ibn Abi Arqam adalah tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta
Rasulullah untuk beajar hokum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini
merupakan lembaga pendidikan pertama atau madarasah yang pertama sekali dalam
Islam, adapun yang mengajar di lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.
Materi pendidikan Islam, dengan
turunnya perintah kepada Nabi supaya mengajarkan Islam kepada kerabat nabi dan
umatnya secara luasdan terang-terangan maka nabi bukan hanya berdakwah di
lingkungan keluarga dan dikalangan penduduk Mekkah saja, tetapi juga pada
penduduka di luar Mekkah, terutama mereka yang dating ke Mekkah. Baik dalam
rangka ibadah haji maupun perdagangan. Sedangkan materi pendidikan Islam pada
waktu itu adalah:
Tauhid: Bahwa Allah pencipta alam
semesta yang sebenarnya, Allah yang memberikan Nikmat, Allah telah membimbing
dan mendidika manusia dengan kasih sayang, Allah adalah Malik (Raja), Allah
yang membimbing dan member pettunjuk
pada manusia.
Al-Qur’an:
dalam pembelajaran Al-Qur’an kepada umatnya Nabi Muhammmad SAW selalu
menganjurkan pada umatnya supaya Al-Qur’an di hafal dan selalu di baca, dan
diwajibkan membacanya dan ayat-ayatnya dalam shalat. Selanjutnya untuk
memantapakan al-qur’an dalam hafalan mereka, nabi Muhammad SAW selalu
mengadakan evaluasi terhadap hafalan sahabat tersebut.
Periode
Madinah
Lembaga
Pendidikan Islam setelah Nabi Hijrah Ke Madinah, disamping kuttab adalah masjid
dan Suffah.
Masjid,
sebagai kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, Nabi secara bersama
membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan
persatuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai
berbagai urusan, mendirikan shalat berjamaah, membacakan al-qura’an maupun
membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan demikian, masjid itu
merupakan pusat pendidikan pusat pendidikan dan pengajaran.
Suffah, pada
masa Rasulullah SAW, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai utnuk
aktifitas pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang
baru dan mereka yang tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan
menghapalkan al-qu’ran secra benar, dan diajarakan pula islam dibawah bimbingan
langsung dari nabi. (Ramayulius,2011)
Ø Pendidikan Islam Pada Masa Khulafa’ Al-Rasyidin :
ketika Rasulullah SAW masih hidup, ia tidak meninggalkan pesan
apapun sebagai pengantinya. Sewaktu Rasulullah wafat masalah tersebut cukup
serius dibicarakan oleh kaum muslimin. Para pembuka islam bahwa pengganti
beliau disebut khalifah. Berate pengganti khalifah sebagai pengganti hanya
menggantikan nabi Muhammad sebagai pemimpin agama dan pemimpin pemerintahan.
Sedangkan sebagai nabi dan Rasul Muhammad tidak bisa digantikan karena beliau
adalah Nabi dan Rasul yang terakhir. Ada empat orang khalifah pengganti beliau,
dan keempat khalifah tersebut disebut khulafah Al-Rasidin. Keempat khalifah
tersebut adalah Abu Bakar Sidiq, Abu Bakar Umar bin Khattab, Usman Bin Affan,
dan Ali Bin Abi Thalib.
1. Pada Masa Abu Bakar Ash-sidiq
Banyak para sahabat yang hafal
Al-Qur’an meninggal atau gugur dalam menegakkan agama Islam. Pendidikan Islam
pada masa itu belum ada yang secara formal, maka Umar bin Khattab menyarankan
khalifah Abu Bakkar Ash-sidiq untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian
untuk merealisasikan saran tersebut, di putuskan Zaid bin Tsabit ditugaskan
untuk mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an yang masih berserakan. lembaga
pendidikan masih sama dengan lembaga pendidikan pada masa Nabi, namun dari segi
kualitas dan kuantitasnya sudah banyak mengalami perkrmbangan, diantaranya: 1)
Kuttab, pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan mencapai tingkat kemajuan yang
berarti. Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika umat muslim telah
menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang lebih
maju lembaga pendidikan ini menjadi sangat penting sehingga para
ulama berpendapat bahwa mengajarkan Al-Qur’an merupakan fardhu kifayah. Materi
pendidikannya: membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an, pokok-poko agama
seperti keimana, ibadah, akhlak dan muamalat. 2) Masjid, merupakan lembaga
pendidikan lanjutan setelah anak-anak tamat belajar dari kuttab. Di masjid ini
ada dua tingkat pendidikan, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang
membedakan kedua tingkat tersebut adalah tingkat menengah, gurunya belum
mencapai status guru besar. Sedangkan pada tingkat tinggi,
pengajarnya adalah ulam yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan integritas
kesalehan dan keimanan yang diakui oleh masyarakat. Materinya adalah Al-Qur’an
dan tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh.
2. Pada Masa Umar bin Khattab,
Lembaga pendidikan pada masa
khalifah Umar bin Khattab, sama dengan masa Abu Bakar. Namun dari segi kemajuan
pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar bin Khattab pemerintah Negara dalam
keadaan stabil dan aman, hal ini menyebabkan ditetapkannya masjid sebagai pusat
pendidikan, dan juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota.
Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi pada kuttab pada
masa Abu Bakar dan di tambah dengna beberapa mata pelajaran dan keterampilan.
Ketika Umar bin Khattab di angkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan pada
pendidik agar anak-anak di ajarkan: berenag, mengendarai onta, memanah,
membaca, menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa. Materi pendidikan pada
tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah Al-Qur’an dan
tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh (tasyri). Ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan duniawi dan ilmu filsafat belum dikenal pada masa itu. Hal ini dimungkinkan
mengingat konstruk social masyarakat ketika itu masih dalam pengembangan
wawasan keislaman yan lebih difokuskan pada pemahaman al-quran dan hadist
secara literal. Pendidik pada masa Umar bin Khattab pada masa khalifah umar
yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta guru-guru yang beliau
angkat. Umra merupakan seorang pendidik yang sering melakukn penyukuhan
pendidikan dikota madinah. Beliau juga menerapkan pendidikan dimasjid-masjid
dan ;pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap
daerah yang ditaklukan itu, dengan mengajar tugas isi al-quran dan ajaran islam
lainya, seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk islam, disamping bekiau
sendiri sebagai pendidikan.
3. Pada Masa Usman bin Affan
Pada masa khalifah Usman
kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda demikian juga
pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Para sahabat diperbolehkan dan diberi kelonggaran meninggalkan Madinah
untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki.
Dengan tersebarnya sahabat-sahabat besar keberbagai daerah
meringankan umat Islam untuk belajar Islam kepada sahabat-sahabat yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka sendiri atau daerah
terdekat.
Pada masa khalifah usman bin
affan pelaksanaan pendidikan islam ditinjau dari aspek lembaga dan materi,
tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan
apa yang telah ada sebelumnya, namun sedikit terjadi perubahan yang mewarnai
pendidikan islam. Pola pendidikan pada masa usman ini lebih merakyat dan lebih
mudah dijangkau oleh seluaruh peserta didik yang ingin yang mempelajari ajaran
islam karena pusat pendidikan lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat
bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masayarakat. Pelaksanaan pendidikan pada masa ini diserahkan pada masyarakat,
dengan masyarakatla yang lebih banyak inisiatif dalam melaksanakan pendidikan
termaksud pengangkatan para pendidik. Walaupun demikian ada usaha yang sangat
cemerlang yang menentukan yang dilakukan Usman bin Affan, yang sangat besar
pengaruhnya terhadap pendidikan islam dimasa yang akan dating, usaha tersebut
adalah terjadinya kodifikasih al-quran.
4. Pada Masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib
Pada masa Ali bin abi Thalib
tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti karena pada masa ini telah
terjadi kekacawan politik dan pemberontakan, sehingga dimasa ia berkuasa
pemerintahannya tidak setabil. Dengan kericuan politik pada masa Ali berkuasa,
kegiatan pendidikan islam terdapat hambatan dan ganguan. Pada saat itu Ali bin
Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruan
perhatianya ditumpakan kepada masalah keamanan didalam pemerintahanya. Menurut
Mahmud Yunub bahwa pusat pendidikan pada masa Khulafah Rasidin adalah sebagai
berikut : Madrasah mekkah, madrasah madinah, madrasah basrah, madrasah kuffah,
madrah damsyik, madrasah fistab. (Mahmud Yunus, 1989).
Ø Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah :
Selama lebih
kurang 90 tahun Daulah Umayyah berkuasa telah banyak perubahan dan pembaharuan
yang mereka lakukan. Khalifah-khalifah besar Daulah Umayyah adalah Mu’awiyah
ibn Abi Sofyan (661-680M), Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M), Al Walid ibn
Abdul Malik (705-715M), Umar ibn Aziz (717-720 M) dan Hisyam ibn al-Malik
(724-743). Secara umum kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan oleh Daulah Umayyah adalah perluasan daerah-daerah kekuasaan islam,
pertumbuhan partai politik, penyusunan organisasi negara dan pemerintah,
perkembangan ilmu pengetahuan, pertumbuhan dan perkembangan hukum islam, dan perkembangan
seni budaya. Pada masa yang kurang seabad itu islam telah tersebar hampir
mengenai separuh dunia. Dan tak sampai dua abad dari detik kelahiranya bendera
islam telah berkibar anatar pegunungan pyrenia dan Himalaya, antara padnag
pasir di tengah Asia sampai kepadang pasir dibenua Afrika.
Pada masa Dinasti Umayyah,
terdapat berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para khalifah, yang menyebabkan
berkembangnya system pemerintahan. Diantara kebijakan yang dilakukan adalah :
pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah, bidang administrasi pendidikan,
organisasi keuangan, organisasi ketentaraan, organisasi kehakiman, bidang
social dan budaya, bidang seni dan sastra, bidang seni rupa dan
bidang arsitektur.
Ø Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah :
Kemajuan
yang dicapai oleh Daullah Abbasiyyah, khususnya dalam bidang ilmu merupakan
puncak kejayaan islam sepanjang sejarah. Hal ini disebabkan karena (1) situasi
dan kondisi yang sangat menunjang (2) keterlibatan semua pihak secara ikhlas
secara bersunggu-sunggu (3) adanya kemerdekaan dan kebebasan berpikir membuat
umat islam mejadi sangat dinamis dan kreatif, jauh dari sikap fatalis dan
taklid, perkembangan ini juga membawa Daulah Abbasiyyah ketempat utama dan
terhormat dalam kebudayaan, peradaban serta dunia pemikiran atau filsafat.
Pada masa
ini telah dilahirkan Ulama-Ulama besar seperti Imam Malik, Iman Abi Hanifah,
Imam Syafei dan Imam Hambal dalam bidnag hukum, Imam Asy’ari, Imam
Almaturidi, pembuka-pembuka mu’tazila seperti wasil bin Atha, Abu Alhuzail,
Alnazam dan Aljubba’i dlaam bidang teologi, zunnun Almisri, abu yazid,
Albustami dll.
B.
METODE
PENDIDIKAN
Pada Masa
Rasulullah lembaga
pendidikan islam adalah rumah al-Arqam ibn Abi Arqam. Rumah al-Arqam
ibn Abi Arqam adalah lembaga pendidikan pertama atau Madrasah yang pertama kali
dalam islam, pada masa itu metode pendidikan islam dirumah Al-Arqam sangat
sederhana sekali dan pendidikan dilembaga ini dilaksanakan dalam bentuk ceramah
dan kemudian diikuti dengan praktek beragama yang berkaitan dengan ibadah,
terutama ibadah shalat (Ramayulius, 2011). Metode
yang digunakan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya antara lain: (1) metode
ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan
penjelasan-penjelasanserta keterangan-keterangannya; (2) dialog, misalnya dialg
antara Rasulullah dengan Mu’az ibn Jabal ketika Mu’az akan diutus sebagai kadi
ke negeri Yaman; (3) diskusi ata tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada
Rasulllah tentang suatu hukaum, kemudian Rasul menjawab; (4) metode perumpamaan,
misalnya orang mukmin itu laksana satutubuh, bila sakit salah satu anggota
tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya; (5) metode kisah,
misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan miraj; (6) metode pembiasaan,
membiasakan kaum muskimin shalat berjamaah; (7) metode hafalan, misalnya para
sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an denganmenghafalnya (Moh. Untung
Slamet, 2005)
Pada Masa
Khulafahurrasydin lembaga
pendidikan islam pada masa itu sudah berkembang, lembaga pendidikannya sama dengan
masa abu bakar, pendidikan pada masa itu berada di bawah pengaturan Guburnur.
Disamping itu kemajuan dalam bidang pendidikan juga terdapat kemajuan berbagai
bidang, seperti pos pengiriman surat, kepolisian, baitul mal, dan
sebagainya. Pada masa khulafaur
rosyidin metode-metode yang digunakan yaitu dengan membaca, menulis dan menghafalkan, diskusi atau
Pada Masa Dinasti Umayyah dan
Dinasti Abbasiyah, pada masa umayyah dan abbasiyah, tidak jauh beda dari sebelumnya yaitu menulis, ceramah,
menghafal, diskusi kelompok, halaqoh dan lain
sebagainya.